Jakarta - serambinusantara.online
Penampilan ketiga capres kelima di atas panggung debat capres 2024 ini memang selalu menarik untuk di bahas, termasuk dalam debat terakhir yang digelar pada Minggu (4/2/2024).
Di atas panggung debat kali ini, gaya ketiga capres cenderung santai dan landai dibandingkan dengan debat debat sebelumnya. Sepertinya ketiga capres ini berupaya untuk berhati hati. Saling serang gagasan ataupun saling sindir tidak terlihat kencang di antara ketiganya.
Baca Juga : Belum Terdaftar Di Tempat Pemilihan Suara (TPS) ? Jangan Panik, Yuk Simak Solusinya
debat capres sesi terakhir kali ini mengambil tema Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Inklusi.
Dalam sesi debat kali ini, Anies selalu menyoroti perlunya perubahan, sementara Prabowo konsisten dalam menggaungkan program populis dan melanjutkan program program yang dilakukan pemerintahan Jokowi, sedangkan Ganjar mencoba mencoba memadukan antara perbaikan sistem yang sudah ada dengan program tambahan yang sesuai visi-misinya
Baca Juga : Luhut Binsar Panjaitan : Rakyat Indonesia Pilihlah Pemimpin yang Berkarakter
Sesuai tema debat capres, makan gratis dan internet gratis, stunting dan bansos menjadi hal yang cukup seksi untuk selalu dilontarkan kepada publik.
Seperti masalah bansos di bahas oleh anis dan ganjar yang seolah begitu kompak. Terkait permasalahan bansos yang tidak tepat sasaran, penyelewengan dana dan berbagai masalah lainnya. Bahkan Anis juga menyindir kebiasaan jokowi yang suka membagi bagi hadiah langsung ke masyarakat di pinggir jalan.
Baca Juga : Debat Cawapres Panas Sesaat Minim Solusi, Rakyat Hanya Jadi Penonton Saling Sindir
Ganjar mengatakan bahwa bansos adalah hak rakyat sehingga pemerintah wajib memastikan pemberian bantuan dilakukan secara tepat sasaran dan tepat waktu.
Selain itu Ganjar mengatakan bahwa tata kelola distribusi bansos harus diperbaiki agar tidak terjadi saling klaim, dapat tepat sasaran, dan tidak menimbulkan kecemburuan di tengah masyarakat.
Baca Juga : Sah, Pemerintah Menyesuaikan Gaji ASN, TNI/Polri dan Pensiunan Per Maret 2024
Sedangkan terkait tema bansos ini Anies Baswedan lebih sering menjawab pertanyaan atau menanggapi statemen Prabowo secara langsung
Anies mengatakan seharusnya bansos yang menjadi bantalan ekonomi masyarakat kurang mampu tersebut diberikan secara langsung dan tidak dirapel. Dirinya juga menyinggung soal bansos yang seharusnya diberikan untuk kepentingan rakyat. Bukannya mengikuti kepentingan si pemberi bansos tersebut.
Baca Juga : Presiden Jokowi Meresmikan Terminal Leuwipanjang Bandung yang Kini Tampil Beda Dengan Anggaran 70 Milyar
“Bila membutuhkan, diberikan bansos sesuai kebutuhannya. Bukan memberikan bansos untuk kepentingan yang memberi, tapi untuk kepentingan yang diberi,” ujar Anies saat menjawab pertanyaan Ganjar Pranowo terkait penerapan Bansos.
Anies memastikan bahwa dirinya akan memberikan bansos yang tepat sasaran. bahkan Anies mengaku memiliki program yang dinamakan Program Bansos Plus yaitu memberikan bansos dengan berbagai manfaat lainnya.
Anies Baswedan mengungkapkan bahwa selama dirinya menjadi Gubernur DKI tidak pernah memberikan bansos mengatasnamakan sebagai pribadi gubernur.
“Tetapi di bungkusnya tertulis bansos dibiayai dari uang rakyat dari APBD, bukan saya sebagai gubernur dan bansos harus tepat sasaran melalui pendataan yang baik dan akurat, bukan dibagikan dipinggir jalan. Tapi dibagi langsung di lokasi,” ujar Anies Baswedan.
Baca Juga : Mahfud MD Sudah bertemu Jokowi, Selain Antar Surat Pengunduran Dirinya Juga Menitipkan 3 Hal Penting
Lalu hal yang menarik lainnya adalah tema makan dan internet gratis.
Calon presiden Prabowo Subianto saling berargumen dengan Ganjar Pranowo. Perdebat itu bermula saat Ganjar menyinggung pernyataan Prabowo di Pontianak pada 20 Januari kemarin yang menyebut orang yang butuh internet daripada makan gratis memiliki otak lamban.
Di Pontianak tanggal 20 Januari, bapak menyampaikan. bahwa orang yang menginginkan internet gratis itu, maaf ini Pak, otaknya lambat. Padahal biasanya mereka itu otaknya cemerlang gitu,” kata Ganjar kepada Prabowo.
Menurut Ganjar jika internet gratis dan coverage-nya bagus bisa mengatasi kesenjangan dalam hal pendidikan dan kemiskinan. Padahal kita ingin mendigitalisasi banyak hal untuk memberikan fasilitas, ya, pendidikan, ya, kesehatan dan dua kementerian ini yang kita siapkan hari ini untuk jadi contoh. Kenapa karena relatif datanya lengkap kalau kemudian kita ingin membikin negara ini maju jauh lebih cepat,” kata Ganjar
"Data pendidikan kemiskinan kesehatan, hampir semuanya ada. Nah ini, dari BPS juga sudah menyampaikan, Pak, bahwa kondisi ketimpangan ini sangat tinggi di tempat kita. Pertanyaan saya ke Pak Prabowo, setuju tidak bapak untuk memperbaiki ketimpangan digital ini dan bagaimana caranya ?” tanya Ganjar ke Prabowo.
Baca Juga : Festival Musik Lalala 2024 Akan Menggetarkan Jakarta Agustus Nanti, Tiket Sudah Bisa Di Pesan
Setelah mendapat kesempatan berbicara, Prabowo, menegaskan soal pernyataannya tentang prioritas makan gratis daripada internet. Menurutnya, program qqxmakan siang diprioritaskan bukan berarti internet gratis tidak penting
“Makan siang ini mutlak untuk rakyat kita. Mereka harus makan, anak-anak harus makan, orang miskin harus makan. Itu maksud saya. Kalau internet bagus untuk ketimpangan sosial digital dan sebagainya, saya sependapat, mungkin ada yang lapor ke bapak kurang lengkap, saya kira itu,” kata Prabowo.
Dalam konteks internet gratis dibandingkan makan gratis mana yang lebih diprioritaskan, maksud saya adalah makan gratis diprioritaskan bukan berarti internet gratis tidak penting sama sekali tidak. Saya apabila jadi presiden saya akan bawa internet gratis ke seluruh desa di seluruh Indonesia jelas itu. Tapi makan gratis untuk anak-anak Indonesia dan ibu-ibu hamil itu strategi itu utama bagi saya,” tambah Prabowo.
Lalu ada hal menarik lainnya ketika Ganjar mengatakan tidak setuju dengan program makan gratis yang diusung Prabowo sebagai upaya untuk mengatasi stunting, kemiskinan ekstrem, serta angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Di sini Ganjar terlihat berupaya mengoreksi Prabowo soal program pemberian makanan bergizi gratis kepada anak-anak untuk mencegah stunting. Dalam debat, Ganjar menuturkan jika pencegahan stunting seharusnya dilakukan sejak sebelum anak lahir sehingga bantuan makanan bergizi lebih baik menyasar padapara ibu hamil.
Selain itu, Prabowo juga mendapat serangan dari capres lainnya terkait isu hak perempuan hingga soal kecerdasan pemilih.
Baca Juga : Kabar Baik Untuk Sobat UMKM, Tahun 2024 ini BRI dan Bank Mandiri Meningkatkan Penyaluran KUR
Saat Anies Baswedan bertanya terkait soal bagaimana strategi Prabowo tentang perlindungan dan pemberdayaan perempuan yang menurut Anies tingkat kekerasan perempuan sangat tinggi "mulai dari catcalling hingga kekerasan fisik."
Prabowo yang merespons pertanyaan tersebut dengan menyebut akan berbuat lebih banyak lagi untuk melindungi perempuan dan mendukung lembaga non-pemerintahan yang fokus di mengenai hal tersebut.
Sementara Ganjar juga menegaskan ingin menciptakan pendidikan inklusif yang akan menghasilkan pekerja terampil.
"Kami juga akan memikirkan guru, dosen, dan perempuan serta penyandang disabilitas, agar mereka tak didiskriminasi dan bisa bekerja," ujar Ganjar.
Kemudian Anies Baswedan juga memastikan bahwa jika dirinya terpilih, Anies memastikan tak akan ada lagi ketimpangan.
"Kami ingin perubahan. Kami ingin orang-orang sehat, mereka yang tumbuh dengan pendidikan cemerlang. Kami tak ingin kesenjangan," ujar Anies.
Sama seperti debat-debat sebelumnya, Ganjar dan cawapres Mahfud MD juga menggunakan data sebagai salah satu basis penting dalam pengambilan kebijakan.
Ganjar menyebutkan kata "data" sebanyak lima kali dalam debat pamungkas Pilpres 2024, sama seperti ketika dia menyebutkan kata "guru" dan "ibu".
Anies mengatakan seharusnya bansos yang menjadi bantalan ekonomi masyarakat kurang mampu tersebut diberikan secara langsung dan tidak dirapel.
"Kalau penerimanya membutuhkan bulan ini, ya diberi bulan ini. Kalau dibutuhkannya tiga bulan lagi, ya tiga bulan lagi, tidak usah dirapel semuanya," kata Anies.
Dalam sesi tersebut, Anies menyoroti kasus kekerasan terhadap perempuan yang cukup tinggi selama delapan tahun terakhir.
"Catatannya ada 3,2 juta kasus selama delapan tahun terakhir ini. Itu yang tercatat, itu yang terlaporkan," ujar Anies.
Capres dari Koalisi Perubahan itu juga mengatakan negara seharusnya menjamin tiga hal untuk perempuan, antara lain yakni perlindungan, kesetaraan, serta kesejahteraan.
Baca Juga : Universitas Terbuka Bandung Berencana Gelar Kegiatan Sandyakala Akhir Februari Mendatang
Anies menilai salah satu cara untuk meningkatkan perlindungan terhadap pekerja Indonesia di luar negeri yaitu dengan kolaborasi bersama para aktivis migran. menurutnya sosok aktivis dapat lebih mengetahui permasalahan yang terjadi di lapangan.
"Jadi kami melihat harus dilibatkan para aktivis pekerja migran, mereka yang mengetahui lubang-lubang masalah di dalam melindungi pekerja migran," katanya.
Selain itu pada sesi penutupan debat capres terakhir, Minggu (4/2), paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mewujudkan kesetaraan yang adil untuk seluruh masyarakat Indonesia.
AGS
0 Komentar